Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan : Arsitektur Bangunan Dakwah


Arsitektur Bangunan Dakwah

"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh"
(Q.S: Ash Shaff 61:4)

Ada hal yang sangat menarik untuk kita kaji dari ayat di atas, dimana Allah swt mengisyaratkan bahwa manajemen dan perencanaan sebuah gerakan sebuah dakwah yang paling baik adalah sebagaimana manajemen dan perencanaan yang dapat ditemukan pada arsitektur sebuah bangunan. 


Sebab, tidak mungkin tercipta sebuah bangunan yang megah dan indah dipandang mata, tanpa adanya perencanaan dan manajemen yang luar biasa selama proses pembangunan bangunan tersebut.  

Unsur Dasar Arsitektur Menurut Vitrivius ada tiga unsur yang merupakan faktor dasar dalam arsitektur bangunan yaitu strength (kekuatan), beauty (keindahan) dan convenience (kenyamanan) yang akan mempengaruhi efek estetis dalam seni bangunan.

Jika ketiga unsure ilmu arsitek di atas, maka Arsitek Bangunan Dakwah pun menjadi:
Strength (Kekuatan) :
Bentuknya adalah Kesolidan, Ukhuwah, Keikhlasan, Kesabaran, keteguhan serta komitmen para pekerja dakwah dalam mengusung amanah-amanah dakwahnya;
beauty (keindahan):
Bentuknya adalah keindahan akhlaq para pengusung dakwah, keindahan cara penyampaian dakwah, tidak terjebak pada hal-hal yang melukai perasaan dan merusak persaudaraan sesama muslim, keindahan retorika, serta keindahan-keindahan lain yang sifatnya lahir mapun batin yang berkaitan dengan personal dai ataupun dakwah yang diusungnya. Jika dakwah ini telah indah dimata masyarakat, maka dengan sendirinya akan lahir simpati dan keinginan untuk ikut di barisan dakwah.
convenience (kenyamanan)
Bentuknya adalah kenyaman para objek dakwah ketika berinteraksi dengan para pengusung dakwah. Jangan sampai para objek dakwah merasakan kehadiran para dai hanya sebagai perusak suasana yang terus menakut-nakuti mereka dengan berbagai ancaman dan siksa, serta mencela berbagai hal yang mereka sukai.
 Disinilah pemahaman terhadap metode dan strategi dakwah dibutuhkan, karena sudah menjadi suatu keharusan  bahwa seorang dai untuk memahami dengan siapa ia berbicara dan berinteraksi.

Sebuah ungkapan hikmah menyebutkan:
"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal/ilmu dan pengetahuan mereka"

 sungguh maha benar Allah yang telah mengingatkan kepada para dai:

" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
(Ali-Imran 3:159)

Semoga Allah swt memberikan petunjuk kepada kita, dan menjadikan kita, dan anak-anak serta keturunan kita, orang-orang yang mampu menjadi arsitektur handal bagi bangunan dakwah ini….amien.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW…..

By

Khadim Al-Qur'an wa As-Sunnah

Aswin Ahdir Bolano

Post a Comment for "Renungan : Arsitektur Bangunan Dakwah"